Bamusi Bali Gelar Doa Lintas Agama untuk Keselamatan Bangsa

1 month ago 14
ARTICLE AD BOX
Keenam tokoh agama yang memimpin doa tersebut antara lain Tokoh Agama Hindu I Nyoman Kenak, Ws. Adinatha (Khonghucu), Pandita Sutikro Gunawan (Buddha), Pdt. Noflin Ester Sarapong (Kristen), Rd. Yustinus Kurniawan Karwayu (Katolik), dan H. Mudzakkir (Islam).

Ketua Panitia, Ivana Bunga Wahyuni, menegaskan bahwa Bali adalah miniatur Indonesia, dengan keragaman suku, agama, ras, dan budaya yang hidup berdampingan. "Bali adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang masyarakatnya sangat heterogen. Ini merupakan anugerah sekaligus tantangan yang harus kita jaga bersama. Stabilitas dan kerukunan umat beragama menjadi urgensi penting, terutama di tengah identitas Bali sebagai pulau pariwisata," ujarnya.

Ivana juga mengingatkan akan pentingnya prinsip Vasudhaiva Kutumbakam yang berarti "kita semua adalah saudara," serta Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu," sebagai dasar menjaga kerukunan.

Dia menyebutkan bahwa salah satu tokoh yang patut dijadikan teladan dalam hal toleransi dan kerukunan umat beragama adalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia. "Fondasi kerukunan umat beragama telah diletakkan oleh para pendiri bangsa, dan kita harus melanjutkannya," tambah Ivana.

Sekretaris Dewan Penasehat Bamusi Bali, Nyoman Gde 'Ponglik' Sudiantara, menyampaikan bahwa menghadapi situasi politik yang memanas, peran tokoh agama sangat penting sebagai perekat umat. "Para pemuka agama diharapkan mampu menciptakan harmonisasi dan menyampaikan nilai-nilai kedamaian yang ada dalam ajaran agama, sehingga bisa mendatangkan kesejukan di tengah kontestasi politik," kata Ponglik.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi, terutama di era keterbukaan dan maraknya konten manipulatif menjelang pemilu. "Saring dulu sebelum sharing. Verifikasi sumber informasi atas setiap berita atau info yang diterima," imbaunya.

Ponglik juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, mencegah penyebaran berita palsu, dan menolak ujaran kebencian. "Mari kita bangun generasi yang selalu berbuat baik, berbicara baik, berpikir positif, dan berakhlak mulia sebagai modal untuk mencapai Indonesia Maju, Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, menuturkan bahwa doa lintas agama ini dilakukan untuk mendoakan kesuksesan Pilkada 2024 mendatang. "Berkaca pada Pilpres sebelumnya, situasi masyarakat sempat memanas karena perbedaan pilihan. Semoga kali ini Bali bisa tetap rukun dan damai meskipun ada perbedaan," harapnya. 

Acara doa lintas agama ini menjadi salah satu upaya untuk menjaga persatuan dan keharmonisan di Bali, terutama menjelang pesta demokrasi yang akan datang.

Read Entire Article