ARTICLE AD BOX
Hal ini ditegaskan Koordinator Binda Bali Wilayah Denpasar Letkol Arm Agustinus Supriadi ketika mewakilkan Kepala Binda Bali di acara Coffee Morning Tahapan Pemilihan Serentak 2024 yang digelar KPU Provinsi Bali di Denpasar, Senin (25/11/2024).
“Apabila ada kegiatan yang sifatnya over euforia pada saat nanti pemenangan, kami mengingatkan biar tidak euforia melaksanakan konvoi, kampanye, atau apalah kegiatan di jalan,” ujar Agus di hadapan lintas stakeholder, Senin pagi.
Agus menuturkan bahwa Binda Bali tidak melarang paslon merayakan kemenangan. Namun, ia meminta agar euforia kemenangan itu dijaga dengan baik sehingga tidak berdampak pada situasi keamanan dan kondusivitas Pulau Dewata.
Intelijen menilai euforia di jalanan sangat riskan dan provokatif terhadap pihak-pihak yang kalah atau merasa kalah. “Sehingga kami menyarankan euforia itu mungkin di satu tempat saja,” imbuh Agus.
Letkol Agus mengatakan, Binda Bali telah berkomunikasi dengan para paslon mengenai hal ini. Meski begitu, Binda meminta Polri dan TNI melakukan upaya-upaya pencegahan agar aktivitas over euforia ini tidak terjadi di Bali.
Sementara itu, di acara yang sama, Kasubdit I Direktorat Intelijen Keamanan (Dit Intelkam) Polda Bali AKBP Wayan Sumara mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah mitigasi kerawanan yang mungkin terjadi pasca pengumuman penghitungan cepat (quick count).
“Kami telah melakukan langkah mitigasi untuk mengurangi kerawanan pasca pengumuman ini kalah, ini menang yang bersumber dari manapun itu,” tegas Sumara yang hadir di Coffee Morning Tahapan Pemilihan Serentak 2024 mewakilkan Kapolda Bali.
Intelijen di tubuh Polda Bali, kata Sumara, telah menyiapkan skenario pengamanan gangguan kamtibmas yang mungkin terjadi bila paslon tertentu memenangi Pilkada di Bali. Meski begitu, Sumara tetap berharap paslon dapat proaktif menenangkan massanya masing-masing.
“Kami sudah rencanakan lebih awal. Bila A menang, ini yang akan terjadi. B menang, ini yang terjadi. C menang, ini terjadi. D menang, ini akan terjadi. Itu perencanaan kami, mudah-mudahan tidak meleset,” beber AKBP Sumara.
Selain itu, Polda Bali juga telah melaksanakan cooling system. Pihaknya melakukan pendekatan dengan para paslon di Bali. Harapannya, kepolisian bakal lebih mudah melakukan langkah pencegahan dan mitigasi ketika kemenangan salah satu paslon mulai jelas setidaknya dari hasil quick count. *rat
“Apabila ada kegiatan yang sifatnya over euforia pada saat nanti pemenangan, kami mengingatkan biar tidak euforia melaksanakan konvoi, kampanye, atau apalah kegiatan di jalan,” ujar Agus di hadapan lintas stakeholder, Senin pagi.
Agus menuturkan bahwa Binda Bali tidak melarang paslon merayakan kemenangan. Namun, ia meminta agar euforia kemenangan itu dijaga dengan baik sehingga tidak berdampak pada situasi keamanan dan kondusivitas Pulau Dewata.
Intelijen menilai euforia di jalanan sangat riskan dan provokatif terhadap pihak-pihak yang kalah atau merasa kalah. “Sehingga kami menyarankan euforia itu mungkin di satu tempat saja,” imbuh Agus.
Letkol Agus mengatakan, Binda Bali telah berkomunikasi dengan para paslon mengenai hal ini. Meski begitu, Binda meminta Polri dan TNI melakukan upaya-upaya pencegahan agar aktivitas over euforia ini tidak terjadi di Bali.
Sementara itu, di acara yang sama, Kasubdit I Direktorat Intelijen Keamanan (Dit Intelkam) Polda Bali AKBP Wayan Sumara mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah mitigasi kerawanan yang mungkin terjadi pasca pengumuman penghitungan cepat (quick count).
“Kami telah melakukan langkah mitigasi untuk mengurangi kerawanan pasca pengumuman ini kalah, ini menang yang bersumber dari manapun itu,” tegas Sumara yang hadir di Coffee Morning Tahapan Pemilihan Serentak 2024 mewakilkan Kapolda Bali.
Intelijen di tubuh Polda Bali, kata Sumara, telah menyiapkan skenario pengamanan gangguan kamtibmas yang mungkin terjadi bila paslon tertentu memenangi Pilkada di Bali. Meski begitu, Sumara tetap berharap paslon dapat proaktif menenangkan massanya masing-masing.
“Kami sudah rencanakan lebih awal. Bila A menang, ini yang akan terjadi. B menang, ini yang terjadi. C menang, ini terjadi. D menang, ini akan terjadi. Itu perencanaan kami, mudah-mudahan tidak meleset,” beber AKBP Sumara.
Selain itu, Polda Bali juga telah melaksanakan cooling system. Pihaknya melakukan pendekatan dengan para paslon di Bali. Harapannya, kepolisian bakal lebih mudah melakukan langkah pencegahan dan mitigasi ketika kemenangan salah satu paslon mulai jelas setidaknya dari hasil quick count. *rat