Karya Nubung Daging di Pasar Agung, Karangasem

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
Mapepada dipuput Ida Sri Mpu Jayanti dari Gria Badeg Dukuh Ambengan Sakti, Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem. Ida Bhatara nyejer hingga Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11).

Mapepada dengan melakukan upacara mapurwa daksina di mandala upacara di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Ksarangasem, Wraspati Kliwon Merakih, Kamis (14/11) pukul 14.00 Wita.

Wawalungan ini terdiri dari lima kerbau, 3 kambing, babi, anjing, sejumlah ayam, bebek, dan yang lainnya yang diupacarai.

Pada intinya menurut Humas Pangempon Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir I Wayan Suara, seluruh kurban untuk pelengkap upacara yang dihadirkan, dari yang berkaki dua atau yang dilahirkan dua kali, yakni dari telur kelompok itu disebut mantiga, seperti bebek, angsa, dan ayam. Kurban berkaki empat disebut wewalungan, yakni kebo (kerbau) angrek wulan, kebo buda cemeng, seekor godel, kambing hitam, anjing dan lain-lain.  Sebagian untuk keperluan banten caru, atau Bhuta Yadnya sebagian untuk Dewa Yadnya.

Sebelum mengelilingkan wewalungan, terlebih dahulu wewalungan dilukat dengan memercikkan tirtha

Proses penyucian wewalungan ini  sebelum nantinya disembelih untuk pelengkap banten caru dan isi banten catur. 

Selanjutnya  Ida Sri Mpu Jayanti mapuja, matur piuning (pemberitahuan) sehubungan hendak menggelar upacara mapepada wewalungan. Berlanjut dalam puja sang sulinggih itu, ngaturang (mempersembahkan) seluruh roh kurban ke Sang Maha Pencipta.

Berlanjut pamedek menggelar pamuspaan, setelah itu melaksanakan upacara mapurwa daksina dengan mengelilingi mandala Pura Pasar Agung tiga kali.

"Usai diupacarai wawalungan itu sebenarnya dibunuh dua kali, melalui puja sang sulinggih dan dibunuh secara fisik,” jelas Humas Pangempon Pura Pasar Agung I Wayan Suara.

I Wayan Suara menegaskan, pentingnya menggelar upacara mapepada wewalungan untuk menyucikan kurban yang akan digunakan upacara, sebelum kurban tersebut dipotong agar terbebas dari Ahimsa Karma.

"Upacara itu sebagai bentuk penyucian terhadap roh kurban yang digunakan saran upakara, dengan mapepada harapannya agar arwah kurban kelak nanti bisa bereinkarnasi kembali agar statusnya meningkat," katanya.

Sehingga kurban yang digunakan untuk sarana upakara kali ini sangat beruntung.

Suara menambahkan, setelah seluruh kurban diolah dan ditata jadi banten, berlanjut menggelar upacara memben, Sukra Umanis Merakih, Jumat (15/11), dan puncak karya Saniscara Paing Merakih, Sabtu (16/11).

Saat puncak karya ada upacara mulang pakelem di puncak Gunung Agung, juga menggelar upacara di bale peselang dan bale pedanan. Ida Bhatara nyejer hingga Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11).7k16
Read Entire Article