Kolaborasi Vokasi dan Industri, Jawaban Tantangan Zaman

4 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Acara ini merupakan bagian dari program pemetaan ekosistem vokasi berbasis potensi daerah di Bali, yang juga dirangkaikan dengan Job Fair 2024 pada 18-19 November.  

Direktorat Mitras DUDI, Yoggi Herdani, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya memahami potensi ekonomi lokal, khususnya di Bali. Menurutnya, Bali memiliki pola bisnis dan kebiasaan ekonomi yang unik, yang bisa menjadi kekuatan jika disinergikan dengan pendidikan. “Bali sangat menarik. Ketika membaca laporan ekonomi, pola perbisnisannya sangat spesifik dan potensial. Namun, ini memerlukan dukungan dari pendidikan agar mampu menghasilkan SDM yang relevan dengan kebutuhan lokal,” ujarnya.

Ia mengusulkan perlunya diskusi bersama antara akademisi, pelaku industri, dan pemerintah untuk menciptakan sinergi antara pendidikan dan ekonomi. Hal ini diharapkan dapat menciptakan strategi yang lebih baik dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global, sambil tetap mengangkat potensi lokal Bali.

Dalam sesi diskusi publik, sejumlah narasumber memaparkan tantangan dan peluang pengembangan ekosistem vokasi di Bali.   Prof I Nyoman Sunarta, akademisi Universitas Udayana, menyoroti pentingnya relevansi antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri. “Harus ada link and match antara lulusan dan peluang kerja. Saya khawatir, jika kita hanya fokus pada pariwisata tanpa mempertimbangkan pengembangan sektor lain seperti pertanian, Bali akan kehilangan daya dukung lingkungannya,” tegasnya.  

Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, menggarisbawahi peran besar pariwisata dalam menyerap tenaga kerja di Bali. “Pariwisata menyerap sekitar 30 persen tenaga kerja Bali. Namun, sektor ini membutuhkan dukungan dari sektor lain, seperti pertanian yang bisa menjadi atraksi budaya untuk pariwisata berbasis agraris,” ujarnya.  

Sementara itu, I Ketut Yudiana, Plt. Kepala Bidang Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali, menekankan perlunya penyesuaian keterampilan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar. “Tantangan terbesar kita adalah ketidaksesuaian antara keterampilan pencari kerja dengan kebutuhan pasar. Kolaborasi antara pendidikan vokasi dan dunia usaha harus diperkuat,” ungkapnya.  

Sementara itu Job Fair yang dilangsungkan selama dua hari menyediakan ratusan lowongan kerja dari berbagai sektor, seperti perhotelan, teknologi informasi, retail, kapal pesiar, hingga pariwisata dan komunikasi. “Acara ini bertujuan menjembatani para pencari kerja dengan peluang yang tersedia di pasar tenaga kerja,” ujar Dr. Ni Nyoman Sri Astuti,  Ketua Tim Konsorsium Ekosistem  Kemitraan  untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah Bali.  

Event ini menjadi momentum untuk merumuskan strategi penguatan ekosistem vokasi di Bali yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan industri diharapkan dapat menciptakan lulusan vokasi yang siap bersaing di pasar tenaga kerja, baik lokal maupun global.    @mao
Read Entire Article