ARTICLE AD BOX
Wacana itu ditentang karena PON dinilai bagian dari pembangunan fisik, mental dan karakter.
Ketua Umum KONI Sidoarjo, Franki Efendi mengatakan, keinginan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengadopsi cabang olahraga Olimpiade diterapkan di PON NTT dan NTB 2028 dinilai tidak berlandas. Menurutnya, pembangunan olahraga di Indonesia bukan semata-mata demi kepentingan internasional atau Olimpiade.
"Tujuan pembinaan olahraga Indonesia adalah membangun fisik dan mental anak-anak muda supaya mereka cinta tanah air, membangun karakter mereka, sehingga tidak sampai dirusak narkoba dan sejenisnya," kata Franki Efendi, saat menerima kunjungan KONI Badung di Kantor KONI Sidoarjo, beberapa waktu lalu.
Franki pun menilai, jika Indonesia mengutamakan mengembangkan olahraga yang hanya dipertandingkan di Olimpiade, mau di bawa ke mana anak-anak yang tekun berolahraga, kalau dibatasi hanya untuk Olimpiade. Maka, akan banyak atlet cabor akan menjadi korban.
Franki pun meminta, Menpora lebih banyak belajar mengenai olahraga Indonesia. Tujuan PON, selain mencari dan menunjukkan prestasi atlet di banyak cabor, juga bertujuan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa lewat olahraga.
"Seharusnya sistem pelaksanaan PON lebih dulu diperbaiki. Jangan sampai ada pelaksanaan yang kurang fair," tegas Franki Efendi.
Hal senada juga disampaikan Ketua KONI Badung, Made Nariana. Menurut dia, tidak perlu mengurangi prestasi yang akan ditunjukkan di Olimpiade. Namun kegiatan olahraga dalam negeri, tetap harus membantu cabor apa pun digemari masyarakat, guna diberikan tempat lebih tinggi, sehingga atlet dapat menunjukkan prestasinya.
"Saya tidak setuju dengan gagasan Menpora bahwa PON di NTB dan NTT nanti hanya memainkan cabor yang dipertandingkan di Olimpiade. Cara itu akan merugikan banyak anak-anak yang main di cabor lain di luar cabor Olimpiade," kata Nariana.dar