Lomba Penjor di Denpasar: Ajang Kreativitas dan Pelestarian Budaya Bali, Berikut Daftar Juaranya

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
Lomba ini bertujuan untuk mengajak generasi muda mengenal lebih dalam budaya Bali, khususnya dalam pembuatan Penjor, yang tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya.

Deretan penjor ini sudah berdiri indah pada Minggu (10/11), di seputaran Kodam IX/Udayana hingga area Kantor Walikota Denpasar. Sebanyak 18 peserta dari berbagai wilayah di Kota Denpasar mengikuti lomba yang dinilai pada Senin (11/11). 

Lomba ini menjadi ajang bagi generasi muda untuk menyalurkan kreativitas mereka dalam menghias Penjor, yang sudah menjadi bagian penting dari tradisi dan upacara keagamaan di Bali.

Anak Agung Raka Yudi Pratama, yang menjadi juri dalam lomba ini, mengatakan bahwa lomba Penjor kini telah berkembang. “Dulu, Penjor hanya dihias dengan warna alami, namun kini sudah banyak Penjor yang menggunakan pewarnaan, baik dengan teknik celup maupun cat. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan. Teknik celup memberikan warna yang lebih alami namun mudah luntur, sementara cat memberikan warna yang lebih cerah dan bisa disesuaikan dengan konsep,” ujarnya. 

Ia juga menekankan pentingnya pemilihan warna dan bahan yang digunakan untuk menciptakan Penjor yang sesuai dengan tema dan konsep yang diinginkan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, juga memberikan apresiasi terhadap lomba Penjor ini. “Lomba ini adalah bagian dari pelestarian budaya Bali, dan kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Penjor adalah simbol kebudayaan Bali yang memiliki makna mendalam. Kami berharap kegiatan ini bisa menyebar ke seluruh Bali dan menjadi daya tarik pariwisata,” katanya. 

Ia juga berharap agar lomba Penjor ini dapat menjadi acara tahunan, seperti pada peringatan HUT Kota Denpasar atau HUT RI, untuk terus melibatkan generasi muda dalam melestarikan budaya Bali.

AA Ary Yuda Krismawan, Wakil Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, menambahkan bahwa lomba Penjor ini menjadi bagian dari upaya untuk mengenalkan budaya memenjor kepada generasi muda. “Kegiatan ini penting untuk membangkitkan semangat kreativitas anak muda. Selain itu, lomba Penjor ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya Bali, khususnya dalam penyambutan hari raya Galungan dan piodalan di pura,” ujarnya.


Lomba Penjor ini juga memberikan ruang bagi peserta untuk menunjukkan keahlian mereka dalam merancang dan menghias Penjor, dengan penilaian yang meliputi aspek kreativitas, kerapian, kesesuaian tema, serta penggunaan bahan dan teknik yang tepat. 


Hasil lomba Penjor pada tahun ini berhasil meraih juara dengan perolehan nilai tertinggi:

  • - Juara I: ST Dharma Kerti, Banjar Balun, Padangsambian, Denpasar Barat (985 poin)
  • - Juara II: ST Swadharmita, Banjar Cerancam, Kesiman, Denpasar Timur (966 poin)
  • - Juara III: ST Yowana Sari, Banjar Uma Sari, Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara (952 poin)
  • - Juara Harapan I: ST Yowana Prakamphita, Banjar Bekul Penatih Dangin Puri, Denpasar Timur  (933 poin)
  • - Juara Harapan II: ST Yowana Manggala Bhakti, Banjar Karangsari, Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara (932 poin)
  • - Juara Harapan III: ST Ngenjung Sari, Banjar Kalah, Penatih, Denpasar Timur (927 poin)

Puncak dari acara Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih akan berlangsung pada Sabtu, 16 November 2024, bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima, sebagai bagian dari rangkaian upacara yang sudah dimulai sejak Maret 2024 dan akan berlanjut hingga 17 November mendatang.

Dengan dilaksanakannya lomba ini, diharapkan dapat semakin menghidupkan kembali tradisi Penjor di Kota Denpasar dan memberikan ruang bagi anak muda untuk berkreasi sekaligus melestarikan budaya Bali yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan estetika. *m03

Read Entire Article