Mahasiswa Ilpol Unud Uji Publik Kontestan Pilwalkot Denpasar, Titipi Kajian Problematika Ibukota

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX
Uji publik ini dibagi ke dalam dua sesi. Pertama untuk pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra dan I Nengah Yasa Adi Susanto. Lantas, dilanjutkan sesi kedua untuk paslon nomor urut 2 I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Kadek Agus Arya Wibawa.

“Uji publik ini kami kemas sangat santai sehingga kami tidak ada panelis, hanya pertanyaannya dipandu moderator. Kami ingin yang dibahas sesuai dengan wawasan masyarakat, bukan akademisi,” ujar Koordinator Program Studi Ilpol, FISIP Unud Dr Tedi Erviantono SIP MSi di sela acara.

Meski tanpa panelis, pertanyaan yang dilempar mahasiswa melalui alat bantu audience engagement Mentimeter tetap relevan dengan problematika Kota Denpasar. Beberapa topik krusial berhasil dibahas mulai dari lingkungan, tata kota dan tata kelola kebijakan, sampai kesejahteraan masyarakat khususnya anak muda.

Paslon Ambara-Adi mengupas berbagai persoalan mulai dari masalah sampah, fasilitas umum, sistem transportasi publik, pemberdayaan perempuan, sampai penggratisan parkir dan menciptakan anak muda Denpasar yang kompeten. Soal parkir gratis dan peningkatan kompetensi anak muda ini yang mencuri perhatian mahasiswa.

Calon Wakil Walikota Adi Susanto alias Jero Ong mengkritisi pola pemungutan retribusi parkir yang dinilai membebani kalangan ibu-ibu dan pelajar. Ini dikarenakan setiap singgah hampir di mana saja, mesti membayar parkir. Calon Walikota Denpasar Ambara Putra pun heran, kendaraan parkir di trotoar juga dipungut tarif parkir padahal melanggar.

“Biar ibu-ibu tidak pusing, anak-anaknya misalnya berbekal Rp 10.000, singgah ke sana sini bayar. Parkir ini jangan dianggap prioritas mendatangkan PAD. Di tempat tertentu gratiskan saja. Mahasiswa itu enggak perlu bayarlah sehingga meringankan beban uang saku mereka,” tutur Jero Ong.

Jero Ong yang berpengalaman menyalurkan pekerja ke kapal pesiar ini juga berbicara peningkatan kompetensi anak muda Denpasar setelah lulus sekolah. Ambara-Adi hendak menggalakkan program sertifikasi melalui kelas pelatihan kerja dan pelatihan magang. Dengan begitu, anak muda memiliki daya saing di bursa kerja.

Di sisi lain, paslon petahana Jaya Wibawa pun mengupas hal-hal sejalan isu yang diangkat di dalam uji publik ini. Namun, dibahas pula soal problematika sistem zonasi yang dilematis di tengah situasi urban Kota Denpasar, kesehatan mental anak muda, sampai fasilitas aktivitas anak muda. Mahasiswa bahkan menagih sport center baru lantaran kondisinya kurang prima di ibukota.

Menjawab hal ini, Jaya Wibawa mengiyakan dan menegaskan bahwa sport center akan segera hadir menyusul revitalisasi Lapangan ‘Buyung’ Kompyang Sujana. “Lapangan Buyung yang sekarang ini agak tua itu bangunannya memang akan dibangun sport center terpadu yang di dalamnya bisa untuk basket, voli, karate, dan lainnya," ujar Calon Walikota Jaya Negara.

Jaya Wibawa juga menegaskan, fasilitas creative hub Dharmanegara Alaya (DNA) masih gratis kecuali ruang teater Taksu yang disebut menelan biaya besar untuk perawatannya. Selain itu, paslon petahana ini juga berencana menata Jalan Tukad Barito Barat yang kini ‘sarang’ kedai kopi untuk mendukung budaya nongkrong produktif kawula muda Denpasar.

Sementara itu, di akhir sesi uji publik kedua paslon dititipi hasil kajian problematika Kota Denpasar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud. Ketua Himapol Komang Harum Sedana Putri menjelaskan, kajian bertajuk ‘Tantangan Utama Kota Denpasar menuju Kota Layak Huni’ ini disusun melalui studi kasus dan fakta lapangan.

“Kajian ini tentang isu lingkungan, tata kota dan tata kelola kebijakan, serta kesejahteraan anak muda. Ada masalah sampah, pengelolaan limbah, air bersih, sumur resapan, energi terbarukan. Masalah yang memang kami anggap mendesak di Denpasar,” jelas Harum, ditemui di sela acara.

Harum berharap, kajian yang telah mereka serahkan ke kedua paslon dapat dibuka dan dibaca, serta nanti diselesaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota Denpasar terpilih. Sebab, bagaimana pun mayoritas audiens mahasiswa Ilmu Politik di uji publik ini ber-KTP Kota Denpasar dan memiliki hak pilih.

“Lewat uji publik ini, kami sebagai Gen Z sekaligus pemilih pemula mencoba mengenal siapa calon pemimpin kami sehingga kami ada pegangan untuk datang ke TPS dan mencoblos nanti,” tandas Harum.*rat
Read Entire Article