ARTICLE AD BOX
Komponen tersebut di antaranya adalah perbekel atau kepala desa, masyarakat adat, maupun kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di dalamnya. “Saya kira itu salah satu kerja bersama untuk mewujudkan eksistensi desa wisata,” ujar Ketua Forkom Dewi Bali I Made Mendra Astawa, Jumat (22/11).
Mendra Astawa mengatakan desa wisata tak hanya sebatas status, tetapi riil adanya, mengingat desa wisata itu merupakan bentuk usaha dengan tujuan memberi manfaat pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. “Dengan adanya sinergi antara semua komponen diharapkan dapat meningkatkan kemajuan desa wisata,” harapnya.
“Sebagai asosiasi, Forkom Dewi Bali siap dan sejauh berusaha maksimal memberi pendampingan,” ujar Mendra Astawa. Pendampingan tersebut di antaranya saran atau masukkan kepada desa wisata terkait tata kelola, upaya peningkatkan kapasitas SDM, dorongan promosi dengan memanfaatkan media sosial di era digital sekarang ini.
Forkom Dewi Bali, lanjut Mendra Astawa, sangat bangga dan mengapresiasi terhadap upaya dan usaha desa wisata mewujudkan keberadaannya. Contoh terakhir adalah Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang ditetapkan sebagai desa wisata terbaik nasional dalam ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. “Ini bisa jadi acuan, usaha keras dan sinergi semua pihak, menghasilkan prestasi membanggakan,” katanya. 7 k17