Menjaga Tradisi Sakral di Pura Dalem Sasih Panjer Lewat Joget Pingit

1 month ago 14
ARTICLE AD BOX
"Kami, Krama Banjar Sasih, yang terdiri dari 106 kepala keluarga, membagi tugas menjadi dua kelompok, yaitu tempekan Baler (Utara) dan tempekan Kelod (Selatan)," jelas Kelian Adat Banjar Sasih Panjer, I Nyoman Astawa.

Selain persiapan upakara yang melibatkan krama istri dengan membuat banten, canang, dan jejahitan, krama lanang juga melakukan gotong royong untuk membersihkan area pura, setra (kuburan), dan lingkungan sekitar. Upacara piodalan ini dipuput oleh Ida Pandita Istri dari Griya Ngenjung, Sanur.


Yang menarik dari piodalan di Pura Dalem Sasih adalah penampilan sesolahan Joget Pingit, tarian sakral yang dianggap sebagai "unen" atau pengiring dari Ida Bhatara Dalem. Joget Pingit, berbeda dengan joget komersial biasa, bersifat sakral dan metaksu. Tidak ada penonton yang ikut menari (ngibing) dan sebelum menari, para penari disucikan terlebih dahulu.

“Joget Pingit ini merupakan warisan budaya yang sudah lama ada, meskipun kami tidak tahu persis kapan tarian ini disakralkan. Awalnya, di Banjar Sasih ada seke arja, namun kemudian beralih menjadi joget. Joget Pingit kini selalu ditampilkan saat puja wali di Pura Dalem,” tambah Astawa.

Piodalan kali ini juga bertepatan dengan menyambut Purnama Kapat, dan diharapkan oleh masyarakat setempat agar tradisi ini terus dilestarikan oleh generasi mendatang. Astawa menyebutkan, total dana yang digunakan untuk upacara ini berkisar antara Rp 25-28 juta.

Puja wali di Pura Dalem Sasih berlangsung dalam dua sesi, yaitu pagi pukul 08.00-12.00 WITA dan dilanjutkan sore pukul 17.00-22.00 WITA. Tradisi sakral seperti Joget Pingit ini merupakan salah satu kekayaan budaya Bali yang terus dijaga keberadaannya, agar tetap ajeg dan diwariskan kepada generasi berikutnya. *m03

Read Entire Article