ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Debat publik ketiga atau terakhir Pilgub Bali 2024 berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), kawasan The Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Rabu (20/11) malam. Kedua Pasangan Calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur, yakni nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan nomor urut 2 Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) saling lempar gagasan, salah satunya terkait pengembangan smart agriculture di Bali.
Debat pamungkas alias final ini mengusung tema ‘Ngardi Bali Shanti lan Jagaditha’ yang dibagi ke dalam subtema Ketenagakerjaan, Perempuan, Anak, dan Kaum Marginal, Smart Agriculture, Digitalisasi Pelayanan Publik dan Pendidikan, dan Kesehatan Fisik dan Mental. Dalam bidang pertanian, pasangan nomor urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) memiliki visi Bali Lestari dengan program Simantri Plus berbasis Tri Hita Karana.
Keduanya berjanji membantu petani, peternak mendapatkan benih bibit berkualitas, mengenalkan, mendidik, melatih, dan menggunakan teknologi dalam pengelolaan pertanian, peternakan, dan perikanan, serta diversifikasi produk pasca panen. Mulia-PAS juga berjanji membantu mem-branding dan mensosialisasikan produk pasca panen para petani Bali.
Mulia-PAS lalu mengkritik Gubernur dan Wakil Gubernur sebelumnya yang gagal menekan alih fungsi lahan pertanian di Bali. Cagub Muliawan Arya alias De Gadjah menyayangkan program Simantri yang digagas mantan Gubernur Made Mangku Pastika dihentikan Gubernur selanjutnya. “Harusnya Simantri itu dikembangkan dan ditambah dengan IoT menjadi Simantri Plus,” ujarnya. Lebih lanjut, De Gadjah mengkritik minimnya anggaran untuk pertanian yang hanya sebesar Rp 800 miliar pada pemerintahan Gubernur Wayan Koster. Beruntung Pemerintah Pusat pada saat itu membantu dengan anggaran mencapai 1,3 triliun. “Itulah pentingnya satu jalur,” cetus De Gadjah.
Sementara itu Cawagub PAS menjelaskan smart agriculture dan smart farming adalah sebuah terobosan untuk mengatasi lahan pertanian Bali yang semakin sempit. Teknologi pertanian bisa menaikkan produktivitas, efisiensi dan keberlangsungan pertanian. “Ini menjadi penting buat kita karena sempitnya lahan-lahan yang ada di Bali,” tekannya.
Menurut mantan Bupati Buleleng dua periode (2012-2017 dan 2017-2022) ini pemerintah perlu memiliki big data untuk mengembangkan smart agriculture di Bali. Data mengenai kelembaban tanah, bibit unggul, dan seluruh data pertanian yang selalu diperbarui setiap lima tahun. Data ini dapat dipakai untuk mengembangkan program-program seperti pembangunan green house, pertanian berbasis IoT (Internet of Things), sehingga bisa menjadi harapan petani untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah dan daya saing. “Ke depan bisa kita pakai untuk membuat tanaman-tanaman yang bisa kita suplai sepanjang waktu dengan program green house dan berbasis IoT,” ujarnya.
Sementara itu pasangan Cagub-Cawagub Bali nomor urut 2 Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) menyampaikan masih terbatasnya adopsi teknologi untuk pertanian modern di Bali. Untuk itu pasangan ini akan menggembangkan sistem pertanian modern atau smart agriculture. Keduanya berjanji memberikan akses dan pelatihan penggunaan teknologi digital, memperbanyak komunitas petani muda keren untuk berbagai informasi pengalaman dan keberhasilan, memberikan insentif kepada petani yang menerapkan smart agriculture, memberikan beasiswa kepada gen z dan milenial yang mengikuti pendidikan smart agriculture di luar negeri.
“Bali memiliki lahan kering yang banyak yang tidak produktif. Itulah sebabnya menjadi sangat urgent untuk dikembangkan pertanian smart agriculture,” kata Koster. Koster mengatakan, Bali harus memiliki lahan yang jauh lebih produktif karena lahan yang sedikit, sehingga dengan demikian petani itu akan semakin sejahtera dan pendapatannya meningkat.
“Di beberapa negara ada yang sudah berhasil menerapkan smart agriculture ini di antaranya adalah Belanda dengan agri robot, Jepang dengan drone, dan kemudian Amerika Serikat dengan tractor economy. Kita perlu belajar di dalam mengembangkan agriculture di Provinsi Bali ini,” papar Koster. Ditambahkan Cawagub Giri Prasta menambahkan, bahwa Koster-Giri sudah mulai melaksanakan perubahan dari pertanian konvensional ke sistem pertanian organik yang diatur dengan Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019. Program pertanian organik dilaksanakan dengan sangat progresif terutama untuk padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman perkebunan.
Momen suasana akrab bahkan penuh canda Cagub-Cawagub Bali usai acara debat, semalam. –ANTARA
“Kebetulan kami di Kabupaten Badung sudah menjalankan ini. Hasil program ini sangat nyata sekali,” kata Bupati Badung dua periode ini. Giri Prasta mengatakan, produk pertanian organik sangat diminati oleh pasar termasuk hotel, restoran, dan supermarket. Ia pun mengklaim hampir semua sayur-sayuran dan buah-buahan di Badung sudah organik dan dilaksanakan secara mandiri. “Hotel terutama, mengkonsumsi produk pertanian ini sekarang, itu sudah diwajibkan produk yang betul-betul organik, no pestisida,” imbuhnya.
Debat ketiga atau pamungkas kemarin malam menjadi kesempatan terakhir dua pasangan calon pemimpin Bali untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka layak diberi kepercayaan memimpin Pulau Dewata. Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan mempersilakan masyarakat Bali untuk menilai program-program yang ditawarkan kedua paslon mulai debat pertama hingga ketiga. Mantan Ketua KPU Bangli ini menyebut sebuah kebanggaan Bali memiliki calon pemimpin yang bisa berdiskusi dengan baik, menyampaikan program-program yang akan mewarnai Bali lima tahun mendatang.
“Tanpa terasa masa kampanye akan selesai pada tanggal 23 November 2024. Mulai saat itu kita sudah harus siap bagaimana memilih dengan baik. Besar harapan kami seluruh masyarakat Bali berbondong-bondong ke TPS tanggal 27 November 2024 dari pukul 07.00 sampai 13.00 Wita,” ujar Lidartawan. Debat publik atau debat terbuka antarpaslon adalah salah satu jenis metode kampanye. Debat ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait visi misi paslon, sehingga menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam menentukan pilihan.
Pilgub Bali 2024 sendiri diikuti dua pasangan calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur, yakni pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dengan nomor urut 1 diusung oleh gabungan partai Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus terdiri atas Partai Gerindra, Partai NasDem, PKS, PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat, PKN, dan PSI. Sedangkan pasangan Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) dengan nomor urut 2 diusung gabungan partai politik (PDI Perjuangan, PKB, Partai Gelora, Partai Hanura, Partai Perindo, PBB, Partai Ummat, dan Partai Buruh. 7