PHRI Khawatiri Nasib Pariwisata 2025

7 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
AMLAPURA, NusaBali
Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa  khawatir atas nasib pariwisata Karangasem tahun 2025. Hal ini menyusul kemunculan rekomendasi dari Fodor's merupakan panduan perjalanan Amerika Serikat.

Fodor's menyebutkan Bali tidak direkomendasi untuk dikunjungi di tahun 2025. "Dibilang Bali, over tourism, sesungguhnya tidak juga, hanya kurangnya pemerataan pembangunan bidang industri pariwisata," jelas Kariasa kepada NusaBali di Amlapura, Jumat (22/11).

Pemerintah Provinsi Bali, katanya, selama ini perhatiannya mengembangkan industri pariwisata untuk daerah Bali selatan dan Sanur. Dalam kondisi biasa-biasa saja, arus lalulintas di Sanur, krodit, apalagi ditambah adanya pelabuhan untuk penyeberangan Sanur - Nusa Penida, tambah krodit. Setiap hari ada pemandangan, wisatawan turun dari pelabuhan di Sanur, lalu jalan kaki menyeret koper hingga ke jalan bypass Ngurah Rai.

Belum lagi jalur jalan tol menuju Objek Wisata Nusa Dua, sering macet. Di sisi lain, di sejumlah pantai ditemukan serakan sampah plastik.

"Kondisi itu yang diekspose media asing, makanya Bali direkomendasi tidak termasuk daerah tujuan wisata di tahun 2025," jelasnya.

Jelasnya, kalau saja pelabuhan untuk melayani wisatawan ke Nusa Penida, Klungkung dan sekitarnya dibangun di Klungkung atau di Pelabuhan Padangbai, kemudian lapangan udara dibangun di Buleleng, otomatis industri pariwisata merata di Bali. Kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat.


"Kenyataannya industri pariwisata kelihatan mencolok ramai di bagian Bali selatan," katanya.

Para pelaku pariwisata juga diingatkan, agar gencar memerangi sampah plastik, minimal di sekitar wilayah kerjanya, terutama di pantai. Sebab dalam setiap musim hujan sering ada kiriman sampah plastik, itu harus secepatnya dicegah.

Di sisi lain, Bali sebagai pesaing negara lain menjadi daerah tujuan wisata dunia sejak lama. Disebutkan, dari daftar destinasi wisata yang tidak dianjurkan Fodor's untuk tahun 2025, Bali ditempatkan paling di atas, menyusul Barcelona Spanyol, Mallorca Spanyol, Venesia Italia, Kepulauan Canary Spanyol, Lisbon Portugal, Koh Samui Thailand, Gunung Everest, Agrigento Sisilia Italia, Kepulauan Virgin Britania Raya, Kerala India, Kyoto Jepang, Tokyo Jepang, Oaxaca Meksiko, dan Nort Coast 500 Skotlandia.

Selama ini, kata Kariasa, di Bali belum pernah ada kajian carrying capacity atau data dukung kapasitas. Padahal untuk sementara jelang akhir tahun hunian hotel di Karangasem rata-rata mencapai 50 persen. 

Di bagian lain, Penasihat PHRI Karangasem I Wayan Tama mengatakan adanya info, Bali tidak layak dikunjungi, hendaknya pelaku pariwisata dan pemerintah introspeksi diri.

"Saya tanya tamu-tamu, tetap akan datang tahun 2025, karena telah jadi destinasi dunia. Saya kira tidak ada pengaruhnya, rekomendasi itu," jelas Tama.7k16
Read Entire Article