Sugawa Sodorkan Potensi Migas Bali Utara, Sutjidra Sebut Masih Rumor

1 week ago 1
ARTICLE AD BOX
Saat adu cerdas tersebut, Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1, I Nyoman Sugawa Korry-Gede Suardana yang juga dijuluki ‘Ok Gas’ sodorkan potensi migas di laut utara Bali. Sedangkan paslon nomor urut 2, I Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna lebih fokus soal pemanfaatan biomassa untuk memperkuat ketahanan energi Bali. Dia sempat menyentil, potensi migas yang dibeber Sugawa masih sebatas rumor.

Dalam debat kedua yang mengambil tema ‘Menyelesaikan Permasalahan untuk Buleleng Maju dan Berkelanjutan’ tersebut Cabup Sugawa Korry menilai, kondisi energi Bali dan Buleleng saat ini masih sangat bergantung dengan energi dari luar Bali. Salah satu contohnya energi listrik. Kata dia, secara umum untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik, Bali masih bergantung pada energi listrik dari Pulau Jawa. Bahkan energi listrik yang dihubungkan melalui kabel bawah laut ini sangat berisiko besar dapat mengganggu kelistrikan Bali.

Sedangkan pemanfaatan energi terbarukan dan sumber energi alam seperti air, sinar matahari untuk dapat membangkitkan tenaga listrik belum maksimal. Sehingga ke depannya, menurut politisi yang menjabat Ketua DPD I Golkar Bali ini, perlu kajian untuk memanfaatkan potensi ini. Dia mencontohkan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM), yang sudah ada selama ini, belum berdampak signifikan menopang kebutuhan listrik di Bali.

Hal baru yang menjadi kabar baik untuk Buleleng dan Bali, kata Sugawa, yakni potensi minyak bumi dan gas (migas) blok Agung 1 Bali Utara. “Potensi migas ini sudah sempat di survei oleh British Petroleum 2022 lalu. Potensi Migas ini diperkirakan mencapai 4,3 triliun meter kubik. Jika dieksplorasi itu selama 25 tahun dengan nilai ekonomi Rp 2,2 triliun US dollar. Jika kami terpilih, kita akan perjuangkan  ke pemerintah pusat untuk mendapatkan hak-hak kita di daerah,” terang Sugawa Korry didampingi Suardana yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus ini.

Sementara itu Paslon Sutjidra-Supriatna yang diusung PDI Perjuangan dan partai koalisi lebih memilih pemanfaatan dan optimalisasi  biomassa. Menurut paket berjuluk ‘Jengah Optimis Sukseskan Sutjidra-Supriatna 2024’ (JOSS 24) ini, bahwa dalam memperkuat ketahanan energi ada 3 aspek yang harus dipertimbangkan. Pertama, keterjangkauan harga, kedua memperhatikan keamanan lingkungan untuk jangka panjang, ketiga aksesibilitas dan efisiensi.

Untuk memenuhi tiga aspek itu, energi dari biomassa menjadi solusi tepat, selain juga mengoptimalisasi penghasil energi dari pemanfaatan sumber daya alam, mulai dari sinar matahari dan air. “Buleleng dengan luas bentang wilayah terluas di Bali, memiliki potensi untuk pemanfaatan dan optimalisasi penggunaan sisa limbah hasil pertanian dan peternakan. Ini juga akan mengefisiensi sekaligus menekan biaya produksi jika digunakan oleh UMKM,” papar Supriatna.

Sementara Sutjidra menambahkan, bahwa penguatan ketahanan energi dengan biomassa ini sejalan dengan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Buleleng era Baru. Biomassa yang identik dengan limbah alami, tetap akan menjaga lingkungan dan alam Bali. “Pengembangan dan pembangunan Buleleng yang tetap memperhatikan lingkungan, berakar dari budaya adat dan tradisi,” ujar Sutjidra.

Nah, terkait potensi migas di laut utara Bali mantan Wakil Bupati Buleleng ini menanggapinya bahwa hal itu masih sebatas rumor. Sebab belum ada pengumuman langsung dari pemerintah terkait potensi sumber daya alam yang ada di sekitar perairan Buleleng ini. “Kalau rumor itu (potensi migas,red) benar, tentu akan sangat baik untuk menambah pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Buleleng,” sentil Sutjidra.k23
Read Entire Article