Orang Tua Siswa SMPN 1 Gianyar Protes Pengadaan Seragam Sekolah

1 month ago 15
ARTICLE AD BOX
GIANYAR, NusaBali
Orang tua siswa kelas VII SMPN 1 Gianyar ributkan pengadaan seragam sekolah. Pengadaan seragam baru dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sebagian besar orang tua siswa telah membelikan anaknya seragam putih biru di pasaran. Mereka protes jadwal pengadaan seragam sekolah tidak tepat. Para orang tua siswa terlanjur membeli seragam di luar vendor. 

“Sekolah sudah jalan, baju baru sekarang mau dibagikan. Orang tua siswa sudah terlanjur beli baju dan mereka memilih tidak beli semua item yang ditawarkan di sekolah. Harganya tidak dirinci. Kepsek mengaku tidak tahu harganya dan menyuruh langsung berhubungan dengan rekanan yang membuatkan baju,” ujar seorang sumber, Senin (14/10). 

Orang tua siswa lainnya, Komang, mengatakan ada tiga vendor atau konveksi yang mengajukan penawaran pengadaan seragam di SMPN 1 Gianyar. Penawaran termurah Rp 1,5 juta untuk semua item seragam. “Waktu rapat komite, vendor perlu waktu dan membagikan beberapa tahap karena jumlahnya banyak,” kata Komang.

Jumlah siswa baru di SMPN 1 Gianyar membeludak, sekitar 600 orang. Seragam yang rencananya disiapkan vendor dengan nilai Rp 1,5 juta per siswa di antaranya seragam putih biru, batik, endek, Pramuka, pakaian olahraga, sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, topi, dasi, tas, dan label nama. Orang tua siswa lainnya mengatakan rekanan yang dipilih ini belum diketahui rekam jejaknya. 

Setiap siswa diwajibkan membeli semua seragam walaupun mereka hanya membutuhkan satu seragam saja. “Rekanan yang dipilih ini baru pertama kali berproses di Kabupaten Gianyar melayani baru satu sekolah. Selain harga yang tidak tersampaikan, para siswa dipaksa beli semua, walaupun butuh satu pakaian disuruh bayar komplit,” ujar sumber lainnya.

Kasek SMPN 1 Gianyar, Ni Putu Wiwik Mayuni, saat dikonfirmasi mengatakan ada paguyuban kelas orang tua SMPN 1 Gianyar. Pengadaan seragam sekolah ada di ranah orang tua siswa. Sekolah hanya membantu memfasilitasi tempat. “Kami dari pihak sekolah hanya membantu fasilitas tempat. Hasil rapat orang tua dengan komite, orang tua meminta supaya mobilitas orang tua gampang untuk mengambil seragam,” ujar Wiwik. 

Polemik pengadaan pakaian menurut Wiwik bukan ranah sekolah. Dia menegaskan bukan lepas tanggung jawab. Menyarankan langsung bertanya kepada konveksi karena sekolah tugasnya hanya melayani anak-anak di bidang pendidikan. “Lepas tangan sih tidak, kemarin kan sudah kesepakatan bahkan sudah ada berita acara dan kesepakatan bersama dengan orang tua bahwa nanti terkait informasi pelayanan untuk orang tua dan anak-anak itu sudah langsung dari perwakilan paguyuban kelas,” ujarnya.

Pemilik konveksi, Jero Mangku Komang Susana mengatakan tidak mewajibkan siswa membeli seragam yang disediakan. Ada 600 seragam yang disiapkan. Disebarkan sebanyak empat tahap, Senin 14 Oktober 2024 tahap akhir. Seragam yang disediakan yakni seragam wajib putih biru, Pramuka, olahraga, batik, dan endek. “Tidak wajib dibeli. Namun dari semua seragam wajib sekolah yang disediakan, seragam endek hampir semua membeli,” ujar Jero Mangku Susana. 7 nvi
Read Entire Article