PKBM Inklusif di Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Buleleng

1 month ago 10
ARTICLE AD BOX
Pendiri Yayasan Luh Ayu Susila Dewi saat diundang menjadi narasumber di podcast Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Buleleng, menceritakan kisahnya mendirikan layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus, Selasa (15/10).

Pendiri Yayasan Luh Ayu Susila Dewi. –IST 

Ayu menyebut, misi awalnya mendirikan yayasan pada tahun 2008, untuk memberikan kesempatan sekolah bagi anak-anak yang terpinggirkan. Namun dalam perjalanannya, dia malah menemukan lebih banyak anak berkebutuhan khusus yang lebih membutuhkan dukungan. Akhirnya dia memutuskan dan berfokus pada pendidikan inklusif.

Satu per satu anak didik pun datang ke yayasan untuk terapi dan juga ingin mendapat akses pendidikan di tengah keterbatasan mereka. “Yayasan kami berfokus pada terapi dan pendidikan inklusif untuk anak-anak dengan berkebutuhan fisik dan mental. Cita-cita kami dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan mereka,” kata Ayu.

Kini jumlah anak didik di yayasan mencapai 91 orang. Mereka diantaranya mengikuti layanan terapi okupasi, fisioterapi dan terapi wicara. Sedangkan di PKBM melangsungkan pembelajaran inklusif, dengan menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak tipikal. Mereka belajar bersama dengan suasana belajar yang menyenangkan untuk mendukung tumbuh kembang bersama.

 “Anak-anak yang dulunya tak bisa berkomunikasi, sekarang mulai berbicara. Ada yang sebelumnya sangat hiperaktif, kini bisa lebih fokus dan tenang. Ini bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat, perubahan besar bisa terjadi,” tutur Ayu Susila.

Yayasan CIMD juga mengelola Panti Asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Anak Domba Bali. Panti sosial ini diperuntukkan untuk anak-anak yatim piatu yang tidak memiliki keluarga. Kedepannya Ayu berencana untuk melanjutkan dukungannya dengan menyediakan wadah aktivitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang telah lulus dari program pendidikan. Tujuannya tidak lain untuk memberikan ruang tetap berkarya dan melatih kemandirian. 

Sementara itu dalam keberlanjutan Yayasan CIMD, hingga saat ini masih terkendala ketersediaan tenaga pengajar atau tutor yang terlatih dan khusus untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu dalam proses pendidikan inklusif juga diperlukan dukungan penuh dari orang tua.

Yayasan CIMD mengajak masyarakat Buleleng untuk lebih peduli dan mendukung keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka pun berhak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus juga memiliki kesempatan dan  menciptakan masa depan yang lebih cerah.7 k23
Read Entire Article