Komisi 2 DPRD Tabanan Tinjau 3 SD

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX
Kali ini di Kecamatan Baturiti, yakni SDN 1 Mekarsari, SDN 1 Baturiti, dan SDN 2 Candi Kuning. Kunjungan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari laporan masyarakat terkait kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai di beberapa sekolah tersebut.
 
Ketua Komisi 2, I Nyoman Lara menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meninjau langsung kondisi sekolah setelah mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai keberadaan dan keadaan sekolah-sekolah di daerah tersebut. "Kami turun langsung untuk memastikan kondisi sekolah dan untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada. Kami juga melibatkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Bidang SD yang lebih memahami situasi sekolah di sini," ujarnya, ditemui saat kunjungan di SDN 2 Candi Kuning.
 
Nyoman Lara memaparkan satu-satu persoalan yang ditemui pada kunjungan di tiga sekolah ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi SDN 2 Candi Kuning adalah terbatasnya lahan yang ada. Berdasarkan pengamatannya, lahan sekolah tersebut tidak memenuhi standar yang dibutuhkan untuk kegiatan pendidikan. "Lahan yang tersedia di SDN 2 Candi Kuning hanya seluas 7 are, yang jelas tidak cukup untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan yang baik. Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk melakukan regrouping, dengan memindahkan sebagian kegiatan ke SDN 4 Candi Kuning yang memiliki lahan yang lebih luas," jelasnya.
 
Kepala Sekolah SDN 2 Candi Kuning, Dewa Nyoman Budiana, menanggapi usulan regrouping dari DPRD dengan kekhawatiran terhadap dampaknya terhadap tanggung jawab sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1959. Ia menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di SDN 2 Candi Kuning sangat signifikan, dengan lima kelas yang semuanya bocor dan rusak berat. "Perbaikan terakhir dilakukan pada tahun 2013," keluhnya.
 
Meskipun usulan regrouping mungkin menjadi solusi, Budiana seakan menunjukan nada kekhawatiran terhadap usulan ini. "Mungkin kalau saya selaku kepala sekolah menunggu keputusan ketua komite, bagaimana keputusan adat nanti kita cuma bisa mengikuti. Kalau harapan saya supaya kebutuhan anak tercukupi. Hanya saja penglingsir - penglingsir pendiri sekolah ini yang saya takutkan nanti, kalau ini di regrouping berarti saya menghindar dari tanggung jawab saya kepada penglingsir sekolah ini, karena sekolah ini telah didirikan sejak tahun 1959," ujar Budiana.
 
Selain itu, di SDN 1 Mekarsari, meskipun kerusakan bangunan tidak begitu parah, masalah utama yang ditemukan adalah klaim tanah yang tidak jelas akibat tukar guling. Hal ini memerlukan mediasi antara pihak-pihak terkait. Selain itu, terdapat juga kerusakan plafon sekolah yang akan segera dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan untuk tindak lanjut perbaikan.
 
"Karena lahannya dulu itu katanya tukar guling, ada klaim mengklaim lah disitu, nah itu diperlukan mediasi, sebenarnya tidak susah itu mediasi. Kalau masalah bangunan ada kerusahan plafon, nanti kita coba koordinasikan lagi dengan Disdik seperti apa polanya untuk perbaikan, yang jelas kita dari pemerintah khususnya dari komisi 2 merekomendasikan yang mana harus segera ditangani, yang mana menjadi skala prioritas," terangnya.
 
Sementara itu, di SDN 1 Baturiti, Nyoman Lara Lara mengungkapkan bahwa kondisi bangunan sekolah sudah sangat baik dan tidak ada masalah signifikan, hanya saja sekolah tersebut membutuhkan ruang guru. "Disitu jumlah siswanya besar sekali 410 anak kalau tidak salah. Itu harus betul-betul kita jadikan prioritas untuk menjadikan anak-anak kita yang sekolah disana biar aman nyaman, kalau sekarang kondisinya sudah sangat bagus," ungkapnya.
 
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan Ngurah Darma menyambut baik perhatian dari Komisi 2 DPRD dan menyatakan bahwa kunjungan lapangan ini mempermudah koordinasi antara pihak DPRD dan Dinas Pendidikan dalam mencari solusi atas permasalahan yang ada. Dia menegaskan bahwa beberapa masalah yang ditemukan langsung di lapangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan skala prioritas perbaikan.
 
Darma juga menjelaskan bahwa untuk SDN 2 Candi Kuning, dengan lahan yang terbatas, regrouping bisa menjadi solusi yang lebih baik. Namun, jika regrouping tidak memungkinkan, pihaknya akan mengupayakan perbaikan fisik gedung, dengan mempertimbangkan data yang ada dan hasil kunjungan langsung dari Komisi 2. "Kalau di SDN 1 Mekarsari kita memang membutuhkan beberapa saranan prasarana pendukung seperti ruang guru dan ruang kepala sekolah, kemudian sarana pendukung untuk keamanan sekolah dan sanitasi," jelas Darma.
 
Darma menambahkan, meskipun perbaikan gedung sekolah membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, proses perencanaan anggaran akan dilakukan melalui mekanisme yang sudah ditetapkan, dimulai dengan perencanaan dan kemudian dibawa ke tingkat DPRD Tabanan untuk pembahasan lebih lanjut. 7cr79
Read Entire Article