ARTICLE AD BOX
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan serentak di 35 lokasi di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 6.000 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, pelajar, guru, dan komunitas pecinta lingkungan. Di Denpasar, kegiatan melibatkan lebih dari 100 peserta, terdiri dari siswa, guru, serta mahasiswa KSE Universitas Udayana.
Ketua panitia acara, Ni Kadek Melia Shanti, mengungkapkan apresiasinya kepada pihak sekolah yang mendukung penuh kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada kepala sekolah, guru, dan staf SDN 7 Kesiman atas dukungan yang diberikan, sehingga acara ini dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya sampah plastik dan cara kreatif mengolahnya menjadi ecobrick, yakni botol plastik yang diisi limbah non-organik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dekorasi, furnitur, bahkan bahan bangunan.
Tahap persiapan dimulai sejak sebulan lalu melalui edukasi dampak sampah plastik dan pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Selama tiga minggu, siswa ditantang untuk mengumpulkan sampah plastik dari lingkungan sekolah dan rumah. Puncak acara diisi dengan pelatihan praktis membuat ecobrick, mulai dari memilah hingga memadatkan plastik ke dalam botol bekas.
Kepala SDN 7 Kesiman, Ni WayanLandri, S.Pd, mengapresiasi inisiatif ini. “Kegiatan ini membuktikan bahwa sampah plastik dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mahasiswa KSE telah menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan,” katanya.
Hasilnya, lebih dari 195 ecobrick berhasil dibuat. Botol-botol ini akan dikreasikan menjadi berbagai benda berguna, seperti dekorasi, bangku, hingga gapura.
Selain pelatihan ecobrick, Bank Indonesia sebagai mitra kegiatan memberikan edukasi kepada siswa tentang “Cinta Bangga Paham Rupiah”, mengingatkan generasi muda untuk mencintai mata uang nasional sebagai bagian dari menjaga masa depan bangsa. Bank Indonesia juga memberikan bantuan alat kebersihan untuk mendukung kebiasaan menjaga lingkungan di sekolah.
Donor Relations Yayasan KSE, Rendi Seftian, menekankan pentingnya mengubah pola pikir sejak dini. “Kami ingin mendorong anak-anak untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan mengolah sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat,” katanya.
Komitmen ini tidak berhenti di sini. Ke depan, mahasiswa KSE bersama komunitas lokal akan melanjutkan edukasi ke sekolah-sekolah lain di Bali dan menghubungkan mereka dengan bank sampah setempat untuk mengurangi sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Melalui acara ini, para mahasiswa penerima beasiswa KSE berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk mengambil langkah kecil namun bermakna bagi kelestarian lingkungan.
Yayasan Karya Salemba Empat adalah lembaga yang berkomitmen untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan serta mempersiapkan generasi muda dengan nilai-nilai cinta tanah air, inovasi, dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui berbagai pelatihan keterampilan dan kegiatan sosial lingkungan, Yayasan Karya Salemba Empat berusaha untuk berperan mencerdaskan kehidupan bangsa. *