ARTICLE AD BOX
Ketua Tim Pengabdi, I Wayan Sali SKM MSi, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah di desa yang selama ini masih bergantung pada pembakaran atau pembuangan sembarangan. “Kami ingin mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap sampah rumah tangga dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” ungkapnya, Kamis (21/11).
Desa Tenganan Pegringsingan, yang dikenal sebagai salah satu desa wisata budaya terkemuka di Bali, menghadapi risiko lingkungan akibat pengelolaan sampah yang kurang optimal. Melalui program ini, pendekatan berbasis rumah tangga diharapkan dapat mengubah pola perilaku masyarakat.
Program PKM yang juga melibatkan dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan seperti I Gusti Ayu Made Aryasih SKM MSi dan DAA Posmaningsih SKM MKes serta mahasiswa, bekerja sama dengan sanitarian Puskesmas Manggis II, kader desa, dan ibu-ibu PKK. Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan intensif terkait metode ‘EKOBIOTA.’
Metode EKOBIOTA meliputi tiga pendekatan utama: pembuatan ecobrick, bio enzym, dan pengomposan Takakura. “Metode ini memberikan solusi praktis untuk mengolah sampah organik maupun anorganik langsung di rumah tangga,” jelas I Gusti Ayu Made Aryasih.
Program ini mendapat apressiasi dari kader desa yang merasa terbantu dengan pelatihan ini. Selain bisa menjaga lingkungan, hasil pengelolaan sampah juga bisa menambah penghasilan keluarga.
Selain dampak ekonomi, program ini juga diharapkan mendukung pencapaian target ‘zero waste’ di Desa Tenganan Pegringsingan. “Kami optimis program ini dapat memberikan manfaat jangka panjang, baik bagi warga maupun bagi kenyamanan wisatawan yang berkunjung,” tambah Wayan Sali.